SUMBER-SUMBER
POKOK
Sumber-sumber pokok dalam agama Hindu terdapat dalam kitab sucinya
(Weda). Kitab suci Hindu ditulis dalam kurun waktu berabad-abad dan menggunakan
berbagai bentuk tulisan. Kitab-kitab suci itu meliputi teks-teks filsafat yang
sulit dimengerti sampai dengan legenda-legenda dan cerita cerita kepahlawanan.
Kitab suci Hinduisme dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu kitab Sruti dan
kitab Smriti, seperti yang terlihat dalam bagan di bawah ini.
Sumber pokok
agama Hindu adalah Kitab suci (Weda), dibagi kedalam dua bagian besar yaitu:
1.
Sruti
artinya apa yang di dengar, dianggap sebagai yang suci yang berada didalam
asal usul segala sesuatu. Kitab-kitab sruti berisi pujian-pujian kuno dari
kitab-kitab weda, yang ditulis pada akhir milenium ke 2 BCE dalam bahasa
Sansekerta (bahasa India kuno).
Weda merupakan sumber tunggal bagi Hinduisme. Tradisi ajaran Weda inilah
yang dikenal dengan Sruti, artinya ajaran yang diperoleh melalui pendengaran
(wahyu).
Sruti (teks Weda/pujian-pujian kitab Weda) dalam arti luas mencakup ke 4
samhita, yakni: Rig Weda, Yajur Weda, Sama Weda, Atharwa Weda. Yang pada setiap
Weda terdiri dari tiga bagian:
Brahmana
Isi kitab-kitab Brahmana terdiri atas dua bagian, pertama
memberi uraian tentang peraturan-peraturan untuk persembahan. Yang kedua, yang
termasuk kitab-kitab Brahmana adalah juga sejenis kitab-kitab hukum atau
Dharmasastra yang berisi kumpulan patokan-patokan kehidupan.
Didalam kitab Brahmana banyak keterangan tentang keadaan
tertentu didalam hidup manusia atau didalam alam dengan pertolongan mitologi.
Didalam agama dan pandangan-pandangan dunia didalam kitab
Brahmana persembahanlah selalu menjadi pusat segala pikiran. Berikut akan
diikhtisarkan pikiran-pikiran pokok didalam beberapa pasal:
-
Para dewa menduduki tempat yang lebih kecil dari pada
didalam kitab Weda.
-
Para dewa didalam masa itu, sama dengan didalam masa
agama Weda.
-
Tentang penciptaan, kita dapati bermacam-macam teori.
-
Orang lebih banyak memikirkan daya kekuatan alam dari pada
menyembah kepada dewa dengan sungguh-sungguh.
-
Tata tertib ritus itu sesuai pencerminan tata tertib
kosmos.
-
“rupa” adalah bentuk kewujudan sat (hakikat).
-
Ketertiban ini dijelaskan dalam sistem-sistem klasifikasi
oleh pendeta.
-
Kitab Brahmana menghargai perkataan.
-
Tumbuh perhatian terhadap manusia sebagai mikrosmos.
-
Pengertian “rta” menjadi lemah dan sebagai gantinya
banyak dibicarakan tentang pengertian “dharma”
Aranyaka
Aranyaka berarti hutan rimba, isi kitab rimba itu ialah
ajaran-ajaran rahasia yang bersifat mistik, magis, dan dianggapnya begitu
berbahaya, begitu tabu sehingga orang tidak boleh membacanya di tempat-tempat
yang didiami orang, melainkan hanya didalam kesunyian rimba.
Upanishad
Upanishad itu terjadi diantara tahun 600 dan 300 SM. Kata
Upanishad itu diturunkan dari kata upa dan ni, artinya dekat, didekatnya; dan
dari kata sad, artinya duduk. Jadi kata itu artinya “duduk dekat” maksudnya
adalah duduk didekat seorang guru untuk menerima dari padanya pandangan atau
pengetahuan yang lebih tinggi.
Upanishad itu termasuk naskah-naskah yang dalam sekali
isinya diantara kesusasteraan dunia. Orang Hindu memandangnya sebagai
tulisan-tulisan ilahi.
Pikiran-pikiran dasar dari pada Upanishad adalah:
-
Pada hakikatnya hanya ada satu dzat, yaitu “sat” yang
“ada”. Sat ini dapat disebut prajapati.
- Segala daya kekuatan alam semesta itu bertemu didalam
manusia seperti sinar cahaya yang bertemu pada titik api.
-
Persoalan inti dari Upanishad ialah nisbah antara Brahman
dan Atman.
-
Segala rupa itu hanya maya belaka. Maya =
lamunan/fatamorgana.
-
Orang dapat mencapai ilmu sejati itu hanya dengan melalui
persiapan tapa.
-
Pelajaran tentang perpindahan sukma (ajaran tentang
reinkarnasi).
-
Hidup manusia itu tidak dapat meninggalkan kesusilaan,
-
Cita-cita mistik dari pada Upanishad yakni untuk menjadi
satu dengan Tuhan.
-
Ajaran Upanishad dan filsafat India, rahasia yang
terdalam ialah kesatuan dengan segala yang ada.
2.
Smriti
berisi tafsiran manusia dari sruti yang dikodifikasikan oleh Maharsi biasa.
Kitab Smriti artinya apa yang diingat adalah kitab-kitab suci tentang asal usul
manusia. Kitab suci itu berisi cerita rakyat yang diceritakab oleh
penutur-penutur terlatih.
Smriti (tradisi) memilik nilai penting yang praktis dalam kehidupan umat
Hindu. Teks-teks Smriti memuat aturan-aturan hidup, sehingga memiliki efek
langsung dari pada Sruti. Kitab Smriti terdiri dari tiga bagian, yaitu:
Wedangga adalah kitab yang dijadikan alat untuk memahami Weda yang
jumlahnya ada 6.
Upaweda adalah penjelas dari kitab Weda samhita, diantaranya
adalah:
-
Ayur Weda penjelas Rig Weda
-
Dhanur Weda penjelas Sama Weda
-
Ghandar Weda penjelas Yajur Weda
-
Athar Weda penjelas Atharwa Weda
Upangaweda adalah penjelas dari filsafatnya. Seperti Darsana,
Dharmasastra, Ittihasa dan Purana.
-
Darsana mejelaskan tentang 6 pemikiran filsafat Hindu.
-
Dharmasastra menjelaskan secara rinci tentang kewajiban
dan hak umat Hindu menurut status mereka.
-
Ittihasa terdiri dari Mahabaratha dan Ramayana yang
mengajarkan supaya orang menaruh kasih sayang, rasa bersahabat, simpatik dan
beritikad baik terhadap sesama makhluk.
- Purana berisi ikhtisar, dongeng-dongeng dan
petunjuk-petunjuk keagamaan, maksud purana ialah menyiarkan pengetahuan
keagamaan dan membangkitkan rasa pemujaan yang mendalam dikalangan rakyat
dengan perantaraan mite-mite, cerita-cerita, dongeng-dongeng dan pencatatan
sejarah kebangsaan yang besar. Pada umumnya kitab Purana membicarakan 5 hal:
Sarga, penciptaan
alam semesta.
Pratisarga, peleburan alam semesta dan penciptaannya kembali.
Manwantara, zaman-zaman pemerintahan manu.
Wamsa, silsilah
kuno.
Wamsanucharita, sejarah keturunan raja-raja kuno.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dalam rangka belajar, rasanya tak sempurna blog yang saya terbitkan tanpa adanya sekata dua kata yang dilontarkan. Kiranya pembaca dapat menambahkan kritik, saran maupun komentar untuk perbaikan selanjutnya. Terima Kasih telah di kunjungi... :-)