Konsepsi
ketuhanan yang dapat kita lihat dalam ajaran agama hindu secara pokok-pokoknya
dapat diterangkan sebagai berikut:
Agama
Hindu Wedha(hindu lama sebelum timbulnya buddhisme)
Mempunyai
konsepsi ketuhanan yang bersifat polytheistis yang dimanifestikan dalam jumlah
dewa-dewa yang di sebutkan dalam kitab-kitab wedha sebanyak 32 dewa yang
mempunyai fungsi masing-masing. Dewa-dewa tersebut dipandang sebagai tokoh
simbolis dari satu dewa pokok yaitu brahma. Diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Dyaus pitar sebagai dewa matahari, sama
dengan dewa mitra atau surya dalam agama hindu lama.
2. vairuna sebagai dewa air sama dengan
dewa laut menurut hindu lama
3. indra sebagai dewa perang, yaitu dewa
pelindung bangsa arya dalam peperangan-peperangan melawan suku-suku bangsa lain
4. yama sebagai dewa maut, yang
mengingatkan kita kepada nama dewa Yamadipati dalam cerita-cerita wayang Jawa.
5.
Rudra sebagai dewa badai topan yang
terkenal dengan suaranya yang menggeledek.
6.
Vayu sebagai dewa angin sering disebut
dengan dewa Bayu
7.
Soma sebagai dewa air soma yang kemudian
di pandang sebagai dewa bulan
8. Agni sebagai dewa api, orang banyak
menyebut nama dewa ini karena dewa ini di anggap sebagai pengantar dewa-dewa
dalam mengabulkan do’a dan mantra-mantra
9.
Perjaniya sebagai dewa awan dan pembawa
hujan disertai petir dan kilat.
10. Asvin adalah pasangan dewa yang pada
zaman wedha ini belum mempunyai fungsi tertentu
11.
Brahma sebagai dewa pencipta alam, yang
dianggap sebagai dewa yang paling tinggi, yang Esa pada masa kemudian.
Diantara
nama-nama dewa tersebut yang paling banyak mendapatkan pujian adalah dewa Indra
dan Agni. Jadi dua orang dewa, Indra dan Agni itulah yang selalu disebut-sebut
dalam upacara/qurban. Tetapi dalam perkembangan Hinduisme lebih lanjut nama
dewa tersebut tidak pernah disebut dalam upacara lagi, apalagi setelah muncul
faham trimurti.
Upacara-upacara
dan qurban-qurban yang wajib dilakukan
Menurut
G.A Wilken: “dasar upacara qurban adalah pemujaan kepada dewa-dewa, roh nenek
moyang dan makhluk-makhluk halus yang menempati semesta alam untuk menghindari
kemarahannya serta member kepuasan kepada mereka sehingga mereka mau member
bantuan/ rahmat kepada manusia”.
Upacara/qurban
ditetapkan dalam kitab pedoman agama Hindu yang terdiri dari dua macam yaitu:
Ø Sautra
sutra: berisi petunjuk-petunjuk upacara/qurban yang wajib dikerjakan oleh
raja-raja yang dibagi menjadi tiga macam:
o
Raja Surya yaitu upacara dalam
pelantikan raja Naitahta
o
Aswameda ialah qurban kuda yang harus
dilakukan raja sekali setahun, sebagai tanda kebesaran raja
o
Purushameda yaitu qurban manusia yang
diberikan oleh raja (yang kemudian di hapuskan)
Ø Gerha
sutra: ialah tata cara/qurban untuk setiap kepala keluarga yang terdiri dari:
o
Nidya yaitu qurban wajib dilakukan
setiap hari oleh kepala keluarga terhadap roh-roh nenek moyang (pitana)
o
Nainidtika ialah qurban yang hanya
dilakukan sekali seumur hidup yang berhubungan dengan samskara misalnya pada
saat kelahiran, makan nasi pertama, pemberian nama, dan sebagainya.
o
Upanayana ialah upacara memasuki kasta
dengan pemberian upavita (tali kasta) pada umur 8-12 tahun, setelah itu upacara
perkawinan dan sebagai penutup upacara kematian yang berupa pembakaran mayat.
Dari
segi nilai qurban-qurban tersebut dapat dibagi lagi menjadi dua jenis upacara
yaitu:
a.
Yaynya besar ialah qurban yang terdiri
dari dua macam:
ü Somayajna
yaitu qurban yang dilakukan oleh raja-raja.
ü Haviryajna
yaitu qurban yang terdiri dari upacara kehormatan
b.
Yaynya kecil ialah qurban yang tergolong
dalam garhasutra
Menurut
Robertson Smith upacara korban mengandung arti pengokohan hubungan kekeluargaan
dalam masyarakat dengan makan daging dan minum darah binatang yang oleh
masyarakat dipandang sebagai anggotanya. Korban binatang atau manusia untuk
dewa-dewa berarti minum darah dan makan daging bersama dewa-dewa. Dengan
demikian manusia memperkokoh hubungan persahabatan dengan dewa-dewa.
Sumber Bacaan:
H. M. Arifin. Menguak Misteri Ajaran Agama-Agama Besar. Jakarta: PT Golden Terayon Press, 1995
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dalam rangka belajar, rasanya tak sempurna blog yang saya terbitkan tanpa adanya sekata dua kata yang dilontarkan. Kiranya pembaca dapat menambahkan kritik, saran maupun komentar untuk perbaikan selanjutnya. Terima Kasih telah di kunjungi... :-)