BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Untuk dapat memahami dan mengerti
akan sesuatu maka kita harus mempelajai dan mengenali-Nya terlebih dahulu.
Sebagai umat islam bukanlah perbuatan yang salah jika kita mempelajari ajaran
agama lain, untuk menambah wawasan dan mencari esensi dari agama tersebut.
1.2 Pembatasan
Masalah
Penulis
mencoba untuk membatasi masalah yang berkaitan erat dengan ajaran agama hindu
yaitu :
ü Sejarah
agama Hindu
ü Ketuhanan
Trimurti
ü Inti
ajaran agama hindu, dan
ü Aliran
Hinduisme
1.3 Tujuan
Penulisan
Adapun
tujuan penulisan sebuah makalah sebagai pencapaian dari :
Dalam
memenuhi tugas mandiri pada mata kuliah ilmu perbandingan agama
Mengkasi
sehingga dapat memberikan pemahaman-pemahaman dalam ajaran agama tersebut.
1.4 Metode
Penulisan
Metode penulisan dalam penyusunan
makalah ini yaitu dengan cara penulisan studi pustaka sesuai dengan referensi
atau juga dari penyimakan-penyimakan buku yang sangat erat kaitannya dengan
bahasan pokok
1.5 Sistematika
Penulisan
Sistematikan
penulisan makalah ini sebagai berikut :
Bab
I
Pendahuluan
yang berisi latar belakang masalah, pembatasan masalah, tujuan penulisan,
metode penulisan dan sistematika penulisan.
Bab
II
Pokok Bahasan yaitu Agama Hindu
Bab
III
Penutup yang berisi Kesimpulan dan saran
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah
Agama Hindu
Secara historis, kelahiran agama
Hindu dilatarbelakangi dengan akulturasi kebudayaan antara bangsa Aria sebagai
bangsa pendatang dan Iran, dengan bangsa Dravida sebagai penduduk asli India.
Bangsa Aria masuk ke India kira-kira tahun 1500 SM. Dengan segala kepercayaan
dan kebudayaan yang bersifat Vedawi, telah menjadi thesa di satu pihak, dan
kepercayaan bangsa Dravida yang animist telah menjadi antithesa di lain pihak.
Dan sinkretisme antara keduanya, lahir agama Hindu (Hinduisme) sebagai
synthesa.
Berlatar belakang statusnya sèbagai
bangsa pendatang, maka bangsa Aria merasa men-iiliki kelebihan daripada bangsa
Dravida. Kedudukan bangsa Aria yang terdiri dan para brahrnana ahli kitab itu,
bagaimanapu tidak bisa disejajarkañ dengan orang-orang awam pada umumnya,
sehingga tidaklah mengherankan jika di kemudian han agama Hindu lebih banyak
diwarnai oleh adanya klasifikasi masyarakat penganutnya ke dalam kasta-kasta.
Kaum brahmana yang mengusai kitab
Veda telah menjadi kelompok penentu ajaran Hindu, karena itu agama Hindu
dikenal juga dengan istilah agma Brahmana atau disebut Dharma dalam bahasa
Sanskerta. Dari sisi lain, agama Hindu terkadang disebut juga agama Weda,
karena aja rannya bersumber dan kitab Weda, yang wujud lahiriahnya terdiri dari
empat kelompok berikut.
1. Rig Weda, yaitu kitab Weda
yang banyak mengandung puji-pujian (hymne).
2. Sama Weda, sebagai
penjabaran dari Ring Weda ditandai dengan lagu-lagu dan nyanyian suci.
3.Yayur Weda, yakni kitab Weda
yang banyak memuat perihal mantera-mantera untuk persembahan dalam
upacara-upacara keagamaan.
4. Atharwa Weda, yakni
kitab Weda khusus bagi para pendeta tertentu dan golongan brahmana.
Sedangkan
menurut isinya, kitab Weda dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagai
berikut :
1. Mantera,
yang berarti nyanyian doa suci.
2. Brahmana,
yang berisi uraian tentang upacara korban yang biasa dilakukan oleh pendeta.
3. Upanisyad,
berisi tentang ajaran ketuhanan, perihal manusia dan kelahiran kembali.
2.2 Ketuhanan
Trimurti
Sistem ketuhanan Hindu mendekati
paham materialisme yang bersifat naturalis, karena disandarkan pada peristiwa
dan kejadian alam, sehingga hampir segala gejala dan gerak alamiah merupakan
manifestasi dan lambang kekuatan. Tidaklah mengherankan apabila kepercayaan
terhadap kekuatan yang majemuk itu, menggiring ketuhanan Hindu ke arah
polytheisme yang memuja banyak dewa.
Di antara sekian banyak dewa yang
dipuji sebagai sumber segala kekuatan, hakikatnya terkoordinasi dalam ketuhanan
Trimurti, berikut ini.
a. Brahmana
Dewa yang dianggap sebagai pencipta
alam, yang telah mewujudkan alam ini dengan segala isinya. Dalam mengendalikan
kekuasaannya, dewahmana didampingi dewi yang sakti, yakni Dewi Saraswati (dewi
kesenian dan pengetahuan); juga memiliki kendaraan khusus yaitu hewan unggas
yang disebut Hangsa.
b. Wisynu
Dianggap sebagai dewa pemeliharaan alam
dengan kekuasaan mendamaikan umat manusia, memelihara ketertiban, serta
mewujudkan kedamaian. Dalam melaksanakan tugasnya, Dewa Wisynu juga didampingi
oleh dewi sakti yang disebut Dewi Sri (dewi kebahagiaan). Kendaraan khusus
untuk Wisynu dilambangkan dengan burung Rajawali atau Garuda.
c. Syiwa
Dianggap sebagai dewa perusak alam yang
kekuasaannya berhubungan dengan kejahatan manusia. Timbulnya peperangan,
pembunuhan dan sebagainya. Perlambang sedang berperannya kekuasaan Syiwa.
Sebagaimana Brahmana dan Wisynu, maka Syiwa pun didampingi dewi sakti yang
disebut Dewi Durga (dewi kematian). Kendaraan khusus untuk Wisynu dilambangkan
dengan lembu jantan yang disebut Nandi.
Wujud ketuhanan Hindu
yang polytheisme akan nampak jelas dengan memperhatikan pemujaan terhadap
bermacam-macam dewa sesuai dengan gerak alam. Penguasaan matahari oleh Dewa
Surya, langit dan lautan oleh Down Waruna, hujan dan perang untuk Dewa Indra,
atau angin topan untuk Dewa Maruta dan bumi oleh Dewi Pertiwi.
Secara inkrnasi,
dewa-dowa yang bersemayam di kayangan berlokasi di Gunung Mahameru, dalam
peranannya menyelamatkan kehidupan manusia, sebagai raja yang berkuasa. Dalam
hubungan ini, dapat disebutkan contohnya Rama sebagai penjelmaan Wisynu di
India dan Airlangga sebagai penjelmaan Wisynu di indonesia.
2.3 Inti
Ajaran Hindu
a. Tentang korban dan sajian
sebagai persembahan kepada para dewa
atau penghormatan terhadap arwah nenek moyang yang telah meninggal. Korban umum
dilakukan dalam bentuk kebersamaan antara masyarakat setempat, biasanya dalam
menghadapi musibah, upacara pembakaran mayat dan lain-lain. Korban dilakukan
khusus oleh keluarga tertentu dalam hubungannya dengan peristiwa perkawinan,
kelahiran dan kematian.
b. Tentang roh
disebutkan adanya roh umum yang bersifat
universal, yakni Brahman sebagai Tuhan penguasa semesta dan roh umum yang telah
terkurung dalam tubuh atau benda yang disebut Atman.
c. Perihal karma
bahwa perbuatan manusia di dunia akan
selalu berhubungan dengan hukum kausalitas dimana perbuatan baik akan
menimbulkan akibat baik, dan perbuatan jahat akan mengakibatkan timbulnya
kejahatan.
d. Proses kehidupan manusia,
Bahwa proses
kehidupan manusi tidak terlepas dari kesengsaraan
(samsara) dimana manusia lahir, hidup, berbuat, mati, lahir lagi, dan
seterusnya. Semuanya akan terus berputar dan tak pernah berhenti, melainkan
dengan jalan kelepasan.
e. Tentang kelepasan atau disebut
Moksa
merupakan jalan menghindari kesengsaraan
dengan cara membebaskan diri dan godaan keinginan yang melekat dalam tubuh
manusia.
2.4 Aliran
Hinduisme
Aliran Wedanta atau disebut
juga utara Mimamsa, dipelopori oleh pendeta Badrayana yang termaktub dalam buku
Wedanta Sutra dan Brahmasutra. Penganut terkenal dari aliran ini adalah pendeta
Ramanuya (akhir abad 11 M). Aliran ini berisi :
1) Bahwa sumber utama dan
titik akhir dari segala sesuatu adalah Brahman, yang bersifat azali.
2) Bahwa hakikat nanusia
adalah penjelmaan rahman dalam wujud yang terbatas yang disebut Atman;
terdiri dari Purusa dan Praketti (Rohani dan Jasmani) yang
bersifat sementara.
3) Kelepasan dilakukan dengan
menghilangkan keterbatasan Brahman dalam situasi Atman melalui pengetahuan
serta kesadaran diri terhadap kenyataan yang dialami.
Aliran Samkhya,
disponsori oleh Pendeta Kapila (sekitar abad 8 SM) bersamaan lahirnya
Upanisyad. Aliran ini berisi :
1) Bahwa sumber segala sesuatu
adalah dua zat yang kekal, yakni Purusa (roh) dan Prakerti (benda). Di dalam
Prakerti terdapat tiga guna sebagai daya kekuatan,
yakni Sattawa (daya terang yang membawa
kesadaran). Rajasa (daya penggerak atau motivator untuk melakukan
aktivitas), serta daya putus asa (yang membawa kemalasan).
2) Bahwa persekutuan antara
Purusa dan Prakerti akah melahirkan situasi mahal yang dapat menimbulkan
ahamkara. Dan hubungan keduanya timbul pengamatan, perbuatan dan budi.
3) Bahwa kelepasan dilakukan
dengan cara mengembalikan Purusa kepada kepribadiannya semula,
melalui pengetahuan praktis (yoga).
Aliran Yoga,.
sebagai kelanjutan operasional dan aliran Samkhya, dipelopori oleh pendeta
Patanjali (sekitar tahun 450 M). Aliran ini menyatakan :
Bahwa jajan kelepasan diperoleh
tergantung pada diri manusia sendiri dalam usahanya melepaskan diri dari segala
keinginan pada barang-barang yang tampak, sehingga tidak berminat sama sekali
pada hal-hal duniawi (wairagya).
Ada
delapan tingkat yang harus dilalui untuk mencapai kelepasan yang terdapat dalam
aliran ini yaitu:
a. Ahimsa
(jangan, membenci, mencuri, berbuat mesum, dan sebagainya).
b. Membersihkan
diri lahir batin semata-semata hanya untuk berbakti pada Tuhan.
c. Penguasaan
nafas hidup.
d. Peguasaan
gerak-gerik tubuh.
e. Perenungan
diri sendiri.
f. Perenungan
barang yang diamati.
g. Mematikan
rangsangan dari luar.
h. Penghapusan
identitas pribadi.
Dari persiapan yang bersifat etis,
fisis, imaginatif dan samadhi, dimaksudkan untuk mencapai tujuan akhir dari
manusia, yakni berpisahnya pengaruh Prakerti dalam Purusa dengan Tuhan sebagai
titik sasaran renungan. Dari sini dapat dimengerti bahwa kelepasan Yoga bukan
dalam bentuk persekutuan Tuhan seperti Wedanta, bukan pula pengingkaran
terhadap peranan Tuhan seperti Samkhya, melainkan Tuhan diwujudkan secara
simbolis dan bersifat pasif.
Agama Sikh, dikategorikan sebagai
gerakan pembaharuan dalam Hinduisme, yang ditimbulkan akibat pengaruh masuknya
agama Islam (abad-12) dan agama Kristen (abad-18) ke India. Di bawah pimpinan
Kabir dan Nanak, gerakan Sikh berkembang di India dengan inti ajaran sebagai
berikut.
o Bahwa
Tuhan adalah zat yang disembah oleh penganut sebuah agama. Oleh karena itu,
penyembahan terhadap banyak dewa merupakan kesalahan.
o Kelepasan
diperoleh dengan iman dan bakti serta persekutuan dengan Tuhan di dalam kasih.
o Perbedaan
kasta tidak dibenarkan. Gerakan ini berpedoman pada Kitab Suci tersendiri yang
disebut Adi Granth.
Agama Brahma Samaj, merupakan
gerakan pembaharuan Hinduisme sebagai reaksi dari pengaruh agama Kristen di
India. Didirikan oleh Ram Mohan Roy (1772-1833) seorang Hindu yang
berpendidikan barat. Brahma Samaj yang berarti persekutuan masyarakat brahman,
melaksanakan kebaktiannya setiap hari Sabtu, semacam misa Minggu yang dilakukan
umat Kristen. Acara kebaktian dilaksanakan dengan membaca ayat Weda,
menafsirkan Upanisyad, berkotbah dalam bahasa Benggala dan menyanyikan
lagu-lagu Hindu yang diiringi musik. Beberapa inti ajaran dari gerakan ini
adalah sebagai berikut.
o Bahwa
Weda merupakan satu-satunya kitab suci sebagai dasar iman.
o Tuhan
adalah Zat yang berpribadi dan tidak pernah meniti, Maha Mendengar dan
mengabulkan doa.
o Menyembah
Tuhan harus dilakukan secara rohani.
o Jalan
kelepasan untuk memperoleh keselamatan dilakukan dengan cara tobat serta
menghentikan perbuatan dosa.
Sebagai gerakan Hinduisme yang
moderat, Brahma Samaj banyak dianut oleh masyarakat India, dimana kegiatannya
diperluas sampai ke bidang sosial kemasyarakatan. Dari gerakan ini, lahir
aliran Arya Samaj yang dipimpin oleh Swami Dayanad Saraswati dan Ram Krisna
Mission yang dipimpin oleh Sri Rama Krisna.
Selain kitab Weda, Hinduisme juga
sangat menghargai hasil kesusasteraan yang termaktub dalam kitab Ramayana dan
Mahabarata, dimana keduanya mengungkapkan perihal nilai perjuangan menegakkan
kebenaran. Ramayana adalah hasil karya Walmiki yang mengemukakan peranan Rama
dan Sinta dalam menghadapi keangkaramurkaan Rahwana; sedangkan Mahabarata hasil
tulisan Wiyasa menampilkan peranan Pandawa melawan kejahatan Kurawa.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kelahiran agama hindu di latar
belakangi dengan akulturasi kebudayaan antara bangsa Arya sebagai bangsa
pendatang dari iran, dengan bangsa dravida sebagai penduduk asli India. Agama
hindu lebih banyak diwarnai oleh adanya klasifikasi masyarakat penganutnya
kedalam kasta-kasta, adapun dewa-dewa yang dipuji sebagai sumber segala kekuatan,
hakikatnya terkoordinasi dalam ketuhanan trimurti yaitu : Brahma, Wisnu dan
Syiwa.
Inti
dari ajaran agama hindu antara lain :
ü Tentang
korban dan sajian, sebagai persembahan kepada para dewa atau penghormatan
terhadap arwah nenek moyang yang telah meninggal.
ü Tentang
roh disebutkan adanya roh namun yang bersifat universal, yakni Brahman sebagai
tuhan penguasa semesta dan roh umum yang telah terkurung dalam tubuh atau benda
yang disebut atman.
ü Perihal
karma
ü Tentang
proses kehidupan manusia
ü Tentang
kelepasan atau disebut moksa
Aliran-aliran
agama hindu yaitu :
ü Aliran
wednta atau utara mimamsa
ü Aliran
Samakhya
ü Aliran
Yoga
ü Agama
Sikh
ü Agama
Brahma Sama’i
3.2 Sran
saran
Dengan kita memahami ajaran agama
yang lain, kita dapat mengambil suatu manfaat yang ada dalam ajaran agama hindu
ini selagi ajaran itu tidak menyimpang dari keyakinan kita, semoga apa yang
kita lakukan mendapatkan ridho dan maghfiroh dari Allah Swt.
AGAMA
HINDU
dari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dalam rangka belajar, rasanya tak sempurna blog yang saya terbitkan tanpa adanya sekata dua kata yang dilontarkan. Kiranya pembaca dapat menambahkan kritik, saran maupun komentar untuk perbaikan selanjutnya. Terima Kasih telah di kunjungi... :-)